A. Judul :
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Dengan Penggunaan Model Pembelajaran
“Think Pair Share” Di Man 1 Jember Tahun Pelajaran 2009 / 2010
B. Latar
Belakang Masalah
Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk
kepribadian siswa tersebut, maka dari itu pendidikan merupakan suatu bimbingan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terciptanya kepribadian yang utama, pendidikan juga merupakan suatu
proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan anak dan
mengetahui sifat dasar yang ada pada diri anak atau manusia, sifat dasar yang
ada pada manusia terdiri atas tiga komponen yang harus di bangun untuk membentuk
kepribadian pada diri manusia yaitu Ruh, Jasmani dan Akal.
Tujuan pendidikan
nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang
bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk suatu
lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial
yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat.
Sedangkan guru yang
memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya
akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahkluk yang sama
dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting untuk meluruskan
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak
didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan
pendekatan dalam pengajaran.
Cara mengajar yang
menggunakan teknik yang beraneka ragam disertai dengan pengertian yang mendalam
dari pihak guru akan memperbesar minat siswa dan akan mempertinggi pula hasil
belajarnya. Dengan mengajak,
merangsang dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut serta menggunakan
pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan
dan lain-lain, akan membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya bukan
pada suasana diajar saja.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas
Permintaan dan Penawaran dengan Model Pembelajaran Think Pair Share di MAN 1
Jember tahun pelajaran 2009 / 2010”.
C.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian
latar belakang masalah, keterlibatan siswa merupakan penentu dalam PBM dalam
rangka pencapaian keberhasilan belajar. Inti dari penelitian ini terletak pada
peningkatan keterlibatan siswa dalam rangka meningkatkan keberhasilan belajar
siswa. Ada beberapa komponen yang menandai aktualisasi keterlibatan siswa dalam
PBM ekonomi. Komponen-komponen tersebut antara lain seperti guru, siswa,
materi, metode mengajar, ruang dan waktu, dan sarana prasarana.
a. Guru
Perilaku guru juga dipengaruhi
oleh dua komponen yaitu kompetensi dan kepribadian. Kompetensi guru terdiri
atas kognitif, affektif, dan psykomotorik kompetensi.
Kompetensi kognitif guru terkait
dengan kemampuan berpikir guru. Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda
dalam memahami materi ajar juga dalam pengelolaan kelas sebagai contohnya.
Kemampuan berpikir guru akan mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses
belajar.
Kompetensi afektif guru terkait
dengan sikap guru dalam proses pembelajaran. Sikap atau peilaku guru akan
mempengaruhi pula terhadap keterlibatan siswa dalam proses belajar. Sebagai contoh, guru yang mempunyai sifat
cepat marah akan membuat siswa takut dan segan belajar. Sebaliknya, guru yang
memiliki sifat ramah terhadap siswa akan membuat siswa merasa nyaman dan senang
belajar sehingga siswa akan terlibat sendirinya dalam proses pembelajaran.
Kompetensi psykomotorik guru
terkait dengan ketrampilan dalam menjalankan proses pembelajaran. Ketrampilan ini
termasuk ketrampilan untuk berkomunikasi dengan siswa, menjawab dan bertanya,
mengelola kegiatan pembelajaran, dan lain-lain. Ketrampilan-ketrampilan ini
juga akan mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.Guru juga
harus bisa menerapkan model-model pembelajaran.
b. Siswa
Sama halnya dengan guru, perilaku
siswa dalam proes pembelajaran
dipengaruhi oleh dua komponen dasar yaitu kompetensi dan kepribadian.
Kompetensi siswa terdiri atas kompetensi kognitif, afektif, dan psykomotorik.
Kompetensi kognitif siswa terkait
dengan kemampuan berpikir mereka. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda
dalam memahami pelajaran, seperti cara menginformasikan sesuatu, memecahkan
masalah, mengevaluasi, dan lain-lain. Perbedaan kemampuan berpikir siswa akan
mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kompetensi afektif siswa terkait
dengan sikap mereka dalam proses pembelajaran. Siswa yang menganggap pelajaran
berbicara (speaking) itu lebih penting, maka mereka akan lebih fokus pada belajar
speaking daripada menguasai grammar. Perbedaan sikap siswa akan mempengaruhi
keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kompetensi psykomotorik siswa
terkait dengan ketrampilan mereka dalam proses pembelajaran. Tiap siswa
memiliki ketrampilan yang berbeda dalam menjawab dan bertanya kepada guru, berkomunikasi baik dengan guru maupun siswa
yang lainnya, dan lain-lain. Perbedaan ketrampilan siswa inilah yang juga akan
mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kepribadian siswa terkait dengan
watak/ karakter mereka. Karakter tersebut seperti ketekunan, kemalasan,
kedisiplinan, selalu berpikir positif, aktif, pasif dalam kelas, dan lain-lain.
Hal-hal seperti inilah yang juga akan mempengaruhi tingkat keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran.
c. Materi
Faktor lain yang mempengaruhi
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah materi pelajaran. Materi
yang akan disampaikan untuk siswa, seharusnya sesuai dengan pengalokasian waktu
penyampaian materi dan juga harus sesuai dengan kemampuan siswa. Aspek yang
lain seperti topik, kuantitas, dan kualitas materi juga harus diperhatikan
pula.
d.
Metode Mengajar
Suatu metode mengajar yang bagus akan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka tidak akan merasa bosan
dengan mata pelajaran yang bersangkutan. Metode Mengajar yang pas dan tepat
akan membuat siswa mampu untuk mengikuti proses pembelajaran secara fisik
maupun nonfisik.
Setiap
metode mempunyai cara sendiri dalam pengaplikasiannya. Suatu metode
mengajar yang bagus tidak hanya terletak pada guru dan muridnya saja,
melainkan pada ketepatan meteri pembelajaran juga. Sebagai contoh jika metode
mengajarnya sesuai dengan siswa dan materi pembelajaran, tetapi tidak pada guru
maka pembelajaran yang baik tidak akan terwujud.
e. Ruang dan Waktu
Dalam proses pembelajaran,
diperlukan waktu dan ruang belajar yang tepat. Waktu yan tepat untuk PBM adalah
ketika siswa masih segar (fresh) pikirannya dan memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Belajar dipagi hari dapat membuat siswa lebih termotivasi dan fresh
untuk belajar daripada saat siang hari, dengan alasan di siang hari energi
siswa sudah berkurang sehingga siswa cepat merasa letih, mengantuk, lapar, dan
bosan. Begitu juga dengan ruang belajar, ruangan yang terlalu luas dan sempit
juga akan mengganggu proses pembelajaran. Ruang belajar yang luasnya pas,
nyaman, tenang, dan tersedia penerangan lampu akan membuat siswa lebih
terotivasi untuk belajar dan hal ini akan mempengaruhi keterlibatan mereka
dalam PBM.
f. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana
(fasilitas) belajar dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Fasilitas belajar seperti media, area sekolah, bangunan sekolah dan
alat-alatnya, kantin, perpustakaan, lapangan, dan semua yang mempengaruhi keantusiasan
siswa utnuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran akan dapat meningkatkan
keberhasilan belajar dan semangat mereka dalam belajar . Selain itu, fasilitas belajar yang
memadai nantinya juga akan menciptakan kondisi pembelajaran yang nyaman pula.
D. Batasan Masalah
Permasalahan
dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang terkait dengan peningkatan
prestasi belajar siswa kelas
X pada materi elastisitas permintaan dan penawaran di MAN 1
Jember tahun pelajaran 2009 / 2010 dengan menggunakan model TPS.
E.
Rumusan
Masalah
Masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan yaitu Bagaimana Efektivitas Metode Think Pair
Share Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Elastisitas Permintaan dan Penawaran di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010.
F.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010 dengan model pembelajaran Think
Pair Share.
G.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru Ekonomi kelas X di MAN 1 Jember, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya
untuk meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa dalam proses pembelajaran Ekonomi.
2. Bagi guru-guru lainnya, baik di MAN 1 Jember maupun di sekolah
lain, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai contoh dalam meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menerapkan model-model
pembelajaran terutama pada model Think Pair Share Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa dan penelitian ini menjadi pengalaman yang berharga
terkait dengan pengetahuan peneliti mengenai penelitian dalam dunia pendidikan.
H. KAJIAN TEORI
1. Belajar
Pada proses
pembelajaran mengandung dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
yaitu belajar dan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya ( Slameto, 1995 :2 )
Menurut Winkel
(1996:53 ) belajar adalah “Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relative konstan”. Hamalik (1983) mendefinisikan belajar adalah “Suatu
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara
bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan”.
Menurut Ausabel (1992)
pengalaman belajar baru akan masuk kedalam memori jangka panjang dan akan
menjadi pengetahuan baru apabila memiliki makna. Pengalaman belajar adalah
interaksi antara subjek belajar dengan bahan ajar, misalnya siswa mengerjakan
tugas membaca menggunakan media kartu huruf dan kartu kata.
Dari beberapa
pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan
suatu usaha perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, dan dana. Aspek
fisik meliputi panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya sedangkan aspek
mental dan kejiwaan berupa intelegensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya.
2.
Pengertian Prestasi
Belajar
Kegiatan belajar tersebut diharapkan siswa
dapat mencapai prestasi belajar yang baik. Poerwanto (1986) memberikan
pengertian prestasi belajar yaitu “Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”. Selanjutnya Winkel
(1996:162) mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan
belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya”. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) “Prestasi
belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa, dan
berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor”.
Berdasarkan pengertian
diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi
belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setelah mengalami
proses belajar mengajar.
Dalam proses
pembelajaran seringkali siswa di kelas didominasi oleh siswa pandai sedangkan
kelompok kurang pandai tidak begitu nampak peranannya dalam pembelajaran,
sehingga perlu usaha untuk melibatkan kelompok ini untuk ikut serta dalam
proses pembelajaran. Cara yang lebih efektif yaitu melibatkan seluruh anggota
kelompok dalam kegiatan pembelajaran, cara tersebut lazim dikenal dengan
pembelajaran kooperatif.
3. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
Kooperatif (Cooperative Learning)
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil
siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar (Sugiyanto, 2009:37).
Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan individu diorientasikan
dalam keberhasilan kelompok. Untuk menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota
saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Selama kerja kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi
dan saling membantu teman sekelompok mencapai ketuntasan.
Pada pembelajaran
kooperatif, guru berperan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan
melalui interaksi dengan kelompok. Pembelajaran kooperatif memupuk pembentukan
kelompok kerja dengan lingkungan positif, meniadakan persaingan individu dan
isolasi di lingkungan akademik. Tiga konsep utama karakteristik pembelajaran
kooperatif menurut Slavin (2003) adalah penghargaan kelompok,
pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
Menurut Lie (2004)
menyebutkan ada lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif yaitu :
a). Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan
kelompok kerja yang efektif, setiap anggota kelompok harus saling membutuhkan,
sehingga anggota lain dapat mencapai tujuan.
b). Tanggung jawab perseorangan
Tugas dan pola
penilaian menurut prosedur model pembelajaran cooperative learning memacu siswa merasa bertanggungjawab untuk
melakukan yang terbaik.
c). Tatap muka
Kesempatan untuk
bertemu muka dan berdiskusi, akan membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih sempurna daripada pemikiran
satu orang.
d). Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu
kelompok tergantung pada kesadaran setiap anggotanya untuk saling mendengarkan
dan saling mengutarakan pendapat.
e). Evaluasi
Proses kerja kelompok
dan hasil kerjasama perlu dievaluasi sehingga pada tahap selanjutnya dapat
terjalin kerjasama yang efektif.
Sedangkan menurut
(Lungdren, 1994) unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif adalah : (1)
Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka belajar bersama, (2) Para siswa
harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam
kelompoknya, (3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki
tujuan yang sama, (4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab
diantara para anggota kelompok, (5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau
penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok, (6) Para
siswa berbagi kepemimpinan sementara
mereka memperoleh keterampilan bekerjasama selama belajar, (7) Setiap siswa
akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.
Menurut Thompson, dkk (2003) Pembelajaran
Kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran sains.
Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang
terdiri dari 2, 3, 4 atau 6 orang siswa, dengan kemampuan yang heterogen.
Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis
kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan
dan bekerja sama dengan teman yang berbeda latar belakangnya.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran
Kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, etc (2000) yaitu :
1)
Hasil belajar akademik
Dalam
belajar kooperatif meskipun mencakup tujuan social, juga memperbaiki prestasi
siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model
struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma
yang berhubungan dengan hasil belajar..
2)
Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan
lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari
orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas social, kemampuan dan
ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari
berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada
tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
3)
Pengembangan keterampilan social
Tujuan
penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan kepada siswa
keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan social
penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak masih kurang dalam
keterampilan.
5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Urutan langkah-langkah
perilaku guru menurut model pembelajaan kooperatif yang diuraikan Arends (dalam
Yusup 2003) adalah sebagaimana terlihat pada table berikut :
Fase
|
Tingkah laku guru
|
Fase 1 :
Guru menyampaikan semua tujuan
|
Menyampaikan tujuan dari pelajaran yang ingin
dicapai pada materi elastisitas permintaan dan penawaran pelajaran Ekonomi
|
Fase 2 :
Guru menyajikan informasi kepada siswa
|
Menyampaikan informasi dengan jalan
demonstrasi melalui penggunaan media pembelajaran kartu soal.
|
Fase 3 :
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien
|
Fase 4 :
Membimbing kelompok belajar dan bekerja
|
Guru membimbing kelompok-kelompok pada saat
mereka mengerjakan tugas dan belajar mereka
|
Fase 5 :
Evaluasi
|
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-masing mempresentasikan hasil
kerjanya
|
Fase 6 :
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
maupun hasil belajar individu dan kelompok
|
Dengan menerapkan
strategi pembelajaran kooperatif, berarti guru dan siswa :
1)
Mengembangkan dan menggunakan keterampilan
kooperatif berfikir kritis dan kerjasama kelompok
2)
Menyuburkan hubungan antara pribadi yang
positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda
3)
Untuk Menerapkan bimbingan oleh teman (peerteaching)
4)
Menciptakan lingkungan yang menghargai dan
menghormati nilia-nilai ilmiah
6.
Pengertian Tipe Metode
Think Pair Share
Menurut Spencer Kagan
(2009:48) metode structural merupakan metode yang lebih menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi
siswa. Dalam metode structural diharapkan agar para siswa bekerjasama saling
bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memilki tujuan umum untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur tujuannya untuk
mengajarkan keterampilan social. Beberapa teknik dari metode structural anatar
lain : Mencari Pasangan, Bertukar Pasangan dan Berkirim Soal.
Disini peneliti
memilih menggunakan Metode Think
Pair Share untuk meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010, karena Teknik belajar (Think
Pair Share) mempunyai
keunggulan yaitu siswa sharing/ bekerja sama dengan pasangannya untuk memecahkan
masalah.
Adapun langkah-langkah kegiatan
Pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe metode Think
Pair Share meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Elastisitas Permintaan dan Penawaran di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 /
2010 sebagai berikut :
1)
Guru membagi kelas dalam
beberapa kelompok berempat-empat (2 bangku)
2)
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok
3)
Guru memberikan satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi /satu tugas yang berbeda dari kelompok lain
4)
Setiap siswa memikirkan dan
mengerjakan tugas yang diberikan sendiri
5)
Siswa berpasangan dengan
salah satu temannya dalam kelompok dan mendiskusikan hasil yang dikerjakan
6)
Kedua pasangan bertemu
kembali dalam kelompok berempat untuk mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya
7)
Guru memantau kegiatan
diskusi siswa
8)
Setelah selesai diskusi,
masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya
Kegiatan dalam tipe
metode (Think Pair Share) memberikan keuntungan. Siswa
secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya
bantuan media kartu soal sehingga
pemahamannya dalam materi elastisitas permintaan dan penawaran dapat
meningkatkan prestasi siswa.
I. KERANGKA BERFIKIR
|
|||
|
|
|
Prestasi belajar yang
tinggi merupakan harapan setiap guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
Pada kenyatannya tidak semua siswa dapat mencapai prestasi yang optimal, bahkan
sebaliknya ada siswa yang prestasinya tergolong rendah dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimum. Siswa yang belajarnya kurang optimal menyebabkan prestasi
belajar rendah. Bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau prestasinya
rendah perlu diupayakan cara-cara agar siswa tersebut dapat memperoleh prestasi
yang tinggi.
Dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini diharapkan siswa akan lebih mudah dalam mempelajari pelajaran Ekonomi
materi elastisitas permintaan dan penawaran, sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
J. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis
mengandung pengertian satu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan
terlebih dahulu. Adapun hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini
adalah : “Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Metode Think Pair Share dapat
meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas Permintaan
dan Penawaran di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010.
K. METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Penelitian ini
dirancang sebagai suatu penelitian tindakan kelas dan dirancang minimal dua
siklus. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Siklus kedua merupakan penyempurnaan dari
kekurangan-kekurangan hasil refleksi dari siklus I, guna memperbaiki kekurangan
yang masih terdapat pada siklus I.
Keempat tahap dalam
penelitian tindakan tersebut adalah unsur membentuk sebuah siklus yaitu satu
putaran kegiatan yang beruntun ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari
tahapan penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang disebut tahap
evaluasi. Bentuk peneliian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal
tetapi harus berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal yaitu bentuk
siklus (Arikunto, 2006:20).
Desain penelitian
seperti yang tertera pada skema dari pelaksanaan penelitian dari siklus I sampai
dengan siklus II yang termuat dalam gambar berikut :
B. SUBYEK PENELITIAN
Subyek
penelitian ini adalah siswa Kelas X
di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009/2010.
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
a.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip,
buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 1993:131). Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang jumlah siswa dan nilai siswa.
b.
Tes
Tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2003:530).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tingkat pemahaman siswa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca. Tes ini merupakan tes akhir yang
diadakan secara lesan dan tertulis. Data ini digunakan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian.
c.
Metode Observasi
Metode
ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui aktivitas belajar siswa selama
pembelajaran melalui pengamatan secara langsung. Hasil dari observasi dijadikan
sebagai bahan pertimbangan sebelum dimulainya tindakan pada siklus berikutnya.meningkatkan
aktivitas guru.
d.
Metode Angket
Metode ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif
tipe Metode Think Pair Share dengan seharing bersama teman sebangku.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Identitas
Nama
Sekolah : MAN 1 JEMBER
Mata
Pelajaran : Ekonomi
Kelas/Semester :
X/I
Alokasi
Waktu : 2 x 45 menit ( 1 pertemuan)
Standar Komptensi :
3. Memahami konsep ekonomi
dalam kaitannya dengan permintaan,
penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
Kompetensi Dasar : 3.1.Mengidenti-fikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
Indikator :
·
Mendeskripsikan
pengertian permintaan
·
Mendeskripsikan
pengertian penawaran melalui
·
Mengklasifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
·
Mengklasifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
· Mengambar kurva
permintaan
· Mengambar kurva
penawaran
B. Tujuan
Pembelajaran :
Setelah
proses pembelajaran siswa dapat :
·
Mendeskripsikan
pengertian permintaan melalui informasi dan mengkaji referensi
·
Mendeskripsikan
pengertian penawaran melalui informasi dan mengkaji referensi
·
Mengklasifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan melalui diskusi
·
Mengklasifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran melalui diskusi
·
Mengambar kurva
permintaan berdarkan data yang kontekstual melalui kerjakelompok
·
Mengambar kurva penawaran berdarkan data yang kontekstual melalui
kerjakelompok
C. Materi
Pembelajaran :
Permintaan dan Penawaran:
·
Pengertian permintaan dan penawaran
· Kurva permintaan dan peawaran pemerintah
· Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
D. Metode Pembelajaran:
1. Pendekatan Pembelajaran :
Cooperative Learning
2. Metoda Pembelajaran :
a. Ceramah
b. Metode Think Pair Share
c. Tanya Jawab
E. Langkah-langkah Pembelajaran :
a. Kegiatan
awal ( 10 menit )
Apersepsi :
-
Membuka pelajaran dengan
salam
-
Berdoa
-
Presensi siswa
-
Guru menyampaikan relevansi materi ajar yaitu tentang
Uang
Motivasi
: Guru menyampaikan penggugah tentang materi ajar yaitu uang
b. Kegiatan inti (55 menit)
1)
Guru membagi kelas dalam
beberapa kelompok berempat-empat (2 bangku)
2)
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok
3)
Guru memberikan satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi /satu tugas yang berbeda dari kelompok lain
4)
Setiap siswa memikirkan dan
mengerjakan tugas yang diberikan sendiri
5)
Siswa berpasangan dengan
salah satu temannya dalam kelompok dan mendiskusikan hasil yang dikerjakan
6)
Kedua pasangan bertemu kembali
dalam kelompok berempat untuk mendiskusikan kembali hasil pekerjaannya
7)
Guru memantau kegiatan
diskusi siswa
8)
Setelah selesai diskusi,
masing-masing perwakilan kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompoknya
c. Kegiatan penutup (25 menit)
a. Refleksi dan klarifikasi (10 menit)
- Guru memberi umpan balik (
reward ) terhadap kegiatan belajar siswa
- Bersama siswa mengklarifikasi
materi yang didiskusikan
- Bersama siswa membuat kesimpulan dan meminta siswa untuk
mempelajari kembali materi yang sudah dibahas
b. Evaluasi ( 10 menit )
Memberikan
beberapa pertanyaan yang terkait dengan materi yang didiskusikan yaitu tentang elastisitas
permintaan dan penawaran
c. Retensi (5 menit)
memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah (PR)
Guru
memberi salam penutup
F. Alat /Bahan /Sumber Belajar :
a. Alat : Laptop, LCD, Papan Tulis, Spidol, Kartu soal
b. Bahan : LKS, Buku Ekonomi X (Erlangga), Buku
Ekonomi X (Yudistira),
Artikel-artikel dari Internet, Slide power
point
G.
Penilaian
1. Jenis Tagihan:
-
Tes
-
Non
tes
2. Bentuk
Tagihan:
·
Tes
- Pilihan ganda
- Uraian obyektif
- Pertanyaan lisan
·
Non tes
- Penilaian kinerja
- Tugas Individu
- Tugas Kelompok
H.
Pedoman Penilaian dan Skor Penilaian
1. Soal Pilihan Ganda
Skor Nilai = jumlah
skor yang benar X 1
2. Soal Essay
Nomor 1 = skor jawaban benar nilai 2
Nomor 2 = skor jawaban benar nilai 2
Nomor 3 = skor jawaban benar nilai 2
Nomor 4 = skor jawaban benar nilai 2
Nomor 5 = skor jawaban benar nilai 2
Total perolehan nilai maksimal = 10
Total nilai Maksimal = Skor perolehan (Pilihan Ganda +
Essay)
2
Format Penilaian Kinerja Siswa dalam Diskusi
Kelompok
Nama Sekolah : MAN 1 JEMBER
Kelas/Semester : X/2
Materi :
Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan
permintaan,
penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
No
|
Nama
|
Kriteria
|
∑
|
Nilai
|
||||
Kerjasama
|
Keaktifan
|
Sikap
|
Keberanian
|
Hasil
|
||||
Skor Maksimal 20
Jadi Memperoleh Nilai =
KETERANGAN SKOR:
Format Penilaian Kinerja Siswa dalam Tugas
Individu
Nama
Sekolah : MA. Kelompok 2
Kelas/Semester : X/2
Materi : Uang Dan Bank
No
|
Nama
|
Kriteria
|
∑
|
Nilai
|
||||
Kedisiplinan
|
Kelengkapan isi
|
Bahasa
|
Ketrampilan penulisan
|
Sistematika penyampaian
|
||||
Skor Maksimal 20
Jadi Memperoleh Nilai =
KETERANGAN SKOR:
Mengetahui, Malang,
……………..
Kepala
Madrasah Guru
Mata Pelajaran
....................................... .......................................
l. Daftar Pustaka
Asrianto, Harry dan Agus yusuf. 2010.
Sumber belajar dan media pembelajaran. Malang: Kementrian pendidikan
Nasional.
Arikunto, Suharsimi.
1993. Prosedur Penelitian . Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Endang Ekowati. Mpd. 2010. Model-model
Pembelajaran. Malang: Kementrian pendidikan Nasional Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang :
IKIP Semarang
Press
Sugiyanto, MSi. 2009.
Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta
Tri Anni, Catharina dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES ress
A. Judul :
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Elastisitas Permintaan Dan Penawaran Dengan Penggunaan Model Pembelajaran
“Think Pair Share” Di Man 1 Jember Tahun Pelajaran 2009 / 2010
B. Latar
Belakang Masalah
Masa tumbuh kembang pada siswa merupakan masa penting dalam membentuk
kepribadian siswa tersebut, maka dari itu pendidikan merupakan suatu bimbingan
secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terciptanya kepribadian yang utama, pendidikan juga merupakan suatu
proses yang berkesinambungan yang bertujuan untuk membentuk kedewasaan anak dan
mengetahui sifat dasar yang ada pada diri anak atau manusia, sifat dasar yang
ada pada manusia terdiri atas tiga komponen yang harus di bangun untuk membentuk
kepribadian pada diri manusia yaitu Ruh, Jasmani dan Akal.
Tujuan pendidikan
nasional sendiri secara makro bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang
bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk suatu
lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial
yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai, maka perubahan dalam sistem pendidikan harus dilakukan secara terencana dan menyeluruh, dan sistem pendidikan yang konvensional menuju sistem pendidikan yang berorientasi kompetensi. Sistem pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien, dan mengarah pada stagnasi pedagogik, sehingga mengakibatkan sistem pendidikan sulit beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan aspirasi serta kebutuhan masyarakat.
Sedangkan guru yang
memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya
akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai mahkluk yang sama
dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka penting untuk meluruskan
pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak
didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan
pendekatan dalam pengajaran.
Cara mengajar yang
menggunakan teknik yang beraneka ragam disertai dengan pengertian yang mendalam
dari pihak guru akan memperbesar minat siswa dan akan mempertinggi pula hasil
belajarnya. Dengan mengajak,
merangsang dan memberi kesempatan kepada siswa untuk ikut serta menggunakan
pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, membuat laporan
dan lain-lain, akan membawa siswa pada suasana belajar yang sesungguhnya bukan
pada suasana diajar saja.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas
Permintaan dan Penawaran dengan Model Pembelajaran Think Pair Share di MAN 1
Jember tahun pelajaran 2009 / 2010”.
C.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian
latar belakang masalah, keterlibatan siswa merupakan penentu dalam PBM dalam
rangka pencapaian keberhasilan belajar. Inti dari penelitian ini terletak pada
peningkatan keterlibatan siswa dalam rangka meningkatkan keberhasilan belajar
siswa. Ada beberapa komponen yang menandai aktualisasi keterlibatan siswa dalam
PBM ekonomi. Komponen-komponen tersebut antara lain seperti guru, siswa,
materi, metode mengajar, ruang dan waktu, dan sarana prasarana.
a. Guru
Perilaku guru juga dipengaruhi
oleh dua komponen yaitu kompetensi dan kepribadian. Kompetensi guru terdiri
atas kognitif, affektif, dan psykomotorik kompetensi.
Kompetensi kognitif guru terkait
dengan kemampuan berpikir guru. Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda
dalam memahami materi ajar juga dalam pengelolaan kelas sebagai contohnya.
Kemampuan berpikir guru akan mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses
belajar.
Kompetensi afektif guru terkait
dengan sikap guru dalam proses pembelajaran. Sikap atau peilaku guru akan
mempengaruhi pula terhadap keterlibatan siswa dalam proses belajar. Sebagai contoh, guru yang mempunyai sifat
cepat marah akan membuat siswa takut dan segan belajar. Sebaliknya, guru yang
memiliki sifat ramah terhadap siswa akan membuat siswa merasa nyaman dan senang
belajar sehingga siswa akan terlibat sendirinya dalam proses pembelajaran.
Kompetensi psykomotorik guru
terkait dengan ketrampilan dalam menjalankan proses pembelajaran. Ketrampilan ini
termasuk ketrampilan untuk berkomunikasi dengan siswa, menjawab dan bertanya,
mengelola kegiatan pembelajaran, dan lain-lain. Ketrampilan-ketrampilan ini
juga akan mempengaruhi keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.Guru juga
harus bisa menerapkan model-model pembelajaran.
b. Siswa
Sama halnya dengan guru, perilaku
siswa dalam proes pembelajaran
dipengaruhi oleh dua komponen dasar yaitu kompetensi dan kepribadian.
Kompetensi siswa terdiri atas kompetensi kognitif, afektif, dan psykomotorik.
Kompetensi kognitif siswa terkait
dengan kemampuan berpikir mereka. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda
dalam memahami pelajaran, seperti cara menginformasikan sesuatu, memecahkan
masalah, mengevaluasi, dan lain-lain. Perbedaan kemampuan berpikir siswa akan
mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kompetensi afektif siswa terkait
dengan sikap mereka dalam proses pembelajaran. Siswa yang menganggap pelajaran
berbicara (speaking) itu lebih penting, maka mereka akan lebih fokus pada belajar
speaking daripada menguasai grammar. Perbedaan sikap siswa akan mempengaruhi
keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kompetensi psykomotorik siswa
terkait dengan ketrampilan mereka dalam proses pembelajaran. Tiap siswa
memiliki ketrampilan yang berbeda dalam menjawab dan bertanya kepada guru, berkomunikasi baik dengan guru maupun siswa
yang lainnya, dan lain-lain. Perbedaan ketrampilan siswa inilah yang juga akan
mempengaruhi keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
Kepribadian siswa terkait dengan
watak/ karakter mereka. Karakter tersebut seperti ketekunan, kemalasan,
kedisiplinan, selalu berpikir positif, aktif, pasif dalam kelas, dan lain-lain.
Hal-hal seperti inilah yang juga akan mempengaruhi tingkat keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran.
c. Materi
Faktor lain yang mempengaruhi
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran adalah materi pelajaran. Materi
yang akan disampaikan untuk siswa, seharusnya sesuai dengan pengalokasian waktu
penyampaian materi dan juga harus sesuai dengan kemampuan siswa. Aspek yang
lain seperti topik, kuantitas, dan kualitas materi juga harus diperhatikan
pula.
d.
Metode Mengajar
Suatu metode mengajar yang bagus akan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga mereka tidak akan merasa bosan
dengan mata pelajaran yang bersangkutan. Metode Mengajar yang pas dan tepat
akan membuat siswa mampu untuk mengikuti proses pembelajaran secara fisik
maupun nonfisik.
Setiap
metode mempunyai cara sendiri dalam pengaplikasiannya. Suatu metode
mengajar yang bagus tidak hanya terletak pada guru dan muridnya saja,
melainkan pada ketepatan meteri pembelajaran juga. Sebagai contoh jika metode
mengajarnya sesuai dengan siswa dan materi pembelajaran, tetapi tidak pada guru
maka pembelajaran yang baik tidak akan terwujud.
e. Ruang dan Waktu
Dalam proses pembelajaran,
diperlukan waktu dan ruang belajar yang tepat. Waktu yan tepat untuk PBM adalah
ketika siswa masih segar (fresh) pikirannya dan memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Belajar dipagi hari dapat membuat siswa lebih termotivasi dan fresh
untuk belajar daripada saat siang hari, dengan alasan di siang hari energi
siswa sudah berkurang sehingga siswa cepat merasa letih, mengantuk, lapar, dan
bosan. Begitu juga dengan ruang belajar, ruangan yang terlalu luas dan sempit
juga akan mengganggu proses pembelajaran. Ruang belajar yang luasnya pas,
nyaman, tenang, dan tersedia penerangan lampu akan membuat siswa lebih
terotivasi untuk belajar dan hal ini akan mempengaruhi keterlibatan mereka
dalam PBM.
f. Sarana Prasarana
Sarana dan prasarana
(fasilitas) belajar dapat membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Fasilitas belajar seperti media, area sekolah, bangunan sekolah dan
alat-alatnya, kantin, perpustakaan, lapangan, dan semua yang mempengaruhi keantusiasan
siswa utnuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran akan dapat meningkatkan
keberhasilan belajar dan semangat mereka dalam belajar . Selain itu, fasilitas belajar yang
memadai nantinya juga akan menciptakan kondisi pembelajaran yang nyaman pula.
D. Batasan Masalah
Permasalahan
dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang terkait dengan peningkatan
prestasi belajar siswa kelas
X pada materi elastisitas permintaan dan penawaran di MAN 1
Jember tahun pelajaran 2009 / 2010 dengan menggunakan model TPS.
E.
Rumusan
Masalah
Masalah yang
akan diteliti dapat dirumuskan yaitu Bagaimana Efektivitas Metode Think Pair
Share Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi
Elastisitas Permintaan dan Penawaran di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010.
F.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
di MAN 1 Jember tahun pelajaran 2009 / 2010 dengan model pembelajaran Think
Pair Share.
G.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru Ekonomi kelas X di MAN 1 Jember, penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya
untuk meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa dalam proses pembelajaran Ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar